Jalan

TEACHING MIND - TOUCHING HEART - TRANSFORMING LIFE

Pages

 

Senin, 20 Februari 2012

Ketekunan

2 komentar

KETEKUNAN SEORANG PILIHAN ALLAH DALAM PENCOBAAN
           (RETRET TAHBISAN DIAKON, 17-22 MEI 2004)
            Tempat     : Camplong-Kupang
            Oleh          : Rm. John Subani,Pr.


Pengantar :

     Kami bersyukur kepada-Mu, Bapak Tuhan langit dan bumi, karena sudah sekian tahun Engkau mempersatukan kami sebagai saudara-saudara secita-cita dan seperjuangan.Kami datang dari tiga dioses, dari Sumba, Kupang dan Atambua untuk mendengarkan sabda-Mu, sebagai persiapan batin dan hati kami untuk menerima anugerah Cinta dan Belas Kasih Patera-Mu, untuk dikuatkan dan diteguhkan secara mendalam oleh Roh Kudus yang adalah Cinta dan kedamaian hati kami.
     Kami mohon kepadaMu, curahkanlah Roh Cinta Kasih dan Roh Damai-Mu secara melimpah kepada setiap kami selama beberapa hari berada dalam keheningan bersama-Mu di tempat ini. Aku sendiri bersyukur kepada-Mu Bapak, atas pengalaman suka-duka hidup yang ku alami sebagai imammu yang tak berguna,.Aku bersyukur kepada-Mu Bapak, karena iman dan harapan yang telah kami bagikan di antara kami, satu kepada yang lain dan karena anugerah-anugerah para pekerja muda untuk kelanjutan hidup masa depan gereja-Mu: suatu masa depan diberkati secara melimpah dengan berbagai kekuatan, dengan semangat pelayanan, pengorbanan, dengan keberanian, keluletan, ketaatan dan kegembiraan.
     Berilah Roh kekuatan-Mu kepada kami agar kami boleh mampu  mengabdi, membantu kaum muda ini yang memohon dan mengharapkan lebih banyak dari kemampuan manusiawi kami.
     Dalam kehadiran-Mu yang  kudus di tempat ini, ya Bapak, kami menyadari kemiskinan dan ketidaktahuan kami tentang apa yang seharusnya kami katakan dan pikirkan, tetapi kami pun memiliki kepercayaan diri bahwa setiap kecukupan rahmat, kesanggupan yang kami miliki berasal dari pada-Mu melalui Rahmat Roh Kudus dan Rahmat yang diberikan oleh Yesus pelayan dalam perjanjian baru. Perawan Maria, ibu Yesus dan ibu kami, pimpinlah kami dalam dan melalui retret ini. Engkau memikul banyak pencobaan dan jiwamu ditembusi sebilah pedang:berilah kesanggupan agar kami dapat memahami arti dari pencobaan-pencobaan yang kami alami sebagai manusia dalam perjuangan kami menjawabi  panggilan dan perutusan-Mu dan sebagai anggota  gereja masa kini.
Penemuan  Diri Seutuhnya Menjadi Jaminan Penyerahan diri secara Total
     Tujuan retret yang utama adalah mencari keheningan batin, merefleksi diri secara mantap untuk mengambil keputusan defenitif untuk maju pantang-mundur memasuki tahbisan diakon atau mengubah haluan hidup, dan berdoa mohon Allah mengubah kita menjadi lebih baik, lebih percaya diri dan dengan penuh iman, harap menyerahkan diri kepada tugas panggilan dan perutusanNya yang syarat dengan tantangan atau pencobaan.
Aspek yuridis yang tak kalah pentingnya adalah pemenuhan kanonik untuk keabsahan suatu tahbisan sebagaimana tertuang dalam kitab hukum kanonik kanon 1039:”Semua yang hendak menerima suatu tahbisan, hendaknya melakukan retret selama sekurang-kurangnya lima hari, di tempat dan dengan cara yang ditentukan oleh ordinaris; Uskup, sebelum menahbiskan, haruslah diberitahu bahwa para calon sudah melakukan retret dengan baik”.
Kita Butuh Keheningan
     Untuk melaksanakan retret ini dengan baik kita semua butuh keheningan untuk berbicara dengan diri sendiri seikhlas mungkin perihal kesanggupan – kelemahan kodrati yang dimiliki dalam relasinya dengan sesama manusia dan Allah sebagai jaminan dari pihak manusia atas penyerahan dirinya secara total kepada Allah. Suatu retret dikategorikan baik, bukannya terletak pada kehebatan pemberi/materi yang disajikan, melainkan pada kehebatan anda berdialog dengan diri seutuhnya dalam terang rahmat Allah sampai menemukan keaslian jati diri yang sesungguhnya, menemukan bantuan rahmat Allah, cita-cita hidup dan motifasi perjuangan setiap orang selama ini. Jagalah keheningan maka keheningan akan menjaga anda hingga menemukan apa yang dicari itu.
Manusia butuh waktu untuk menghening dan berkembang dalam keheningan. Menghening berarti mengisi diri, membentuk diri, membentuk suara hati untuk selalu tunduk dan taat kepada kehendak Allah, daripada tunduk pada kehendak dan keinginan pribadi. Ibarat bulir padi makin berisi makin runduk kepada hukum alam yang membentuk dirinya menjadi padi unggul memberi kualitas kepadanya sebagai padi yang akan tetap bermanfaat sepanjang hayat manusia dan bukan ilalang yang tak berguna dan karena itu bisa dicabut oleh yang empunya kebun itu sewaktu-waktu.
     Keheningan kita butuhkan untuk merefleksi diri secara tajam dan mengenal kehendak Tuhan dalam diri kita serta membuat kita sadar dalam mengambil keputusan secara bertanggungjawab kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada Tuhan dan seluruh gereja-anggota umat Allah. Kiranya kita masing-masing memberi bobot kepada perjuangan kita yang penuh tantangan selama ini untuk mencapai sukses dengan berpedoman pada sabda Yesus kepada para muridNya saat perjamuan terakhir:
Tema Retret:
” Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala Percobaan yang Aku alami” ( Lukas 22:28). Pernyataan Yesus ini disampaikan setelah para murid pilihanNya itu bertengkar di antara mereka  tentang siapakah yang dapat dianggap  terbesar di antara mereka (Lk.22:24).
     Di sini, pertengkaran ini menjelaskan ambisi-ambisi, ketegangan-ketegangan dan kecemburuan dalam kalangan kelompok murid Yesus sendiri. Yesus memanfaatkan situasi percecokan ini untuk mengajarkan prinsip kebenaran karya perutusan seorang murid pilihanNya dengan mengatakan, barangsiapa yang ingin menjadi terbesar haruslah ia menjadi pelayan, segera sesudah itu ia berkata lagi, kamulah yang tetap tinggal bersama Aku dalam segala Percobaan yang Aku alami”. Yesus tidak berilusi bahwa para muridNya itu sudah mencapai tingkat pendidikan maximum yang dituntut atau telah mencapai tingkat kekudusan yang  tinggi, tetapi bahwa dalam perjuangan menjadi Murid pilihan Yesus nampak adanya kesetiaan/ketekunan yang besar walau tak terlepas dari pengalaman gagal mencintai, membangun relasi harmonis dengan sesama dan Allah, jatuh dalam dosa yang sama, lemah dalam inisiatif dan semangat kerja, belajar dan mengabdi sesama atau dalam menunaikan tugas yang dipercayakan kepada setiap kita, serta kepicikan kita dalam menanggapi sesuatu secara proporsional.
     Dalam refleksi berikut saya mengundang anda untuk merefleksikan berbagai elemen dalam pernyataan Kitab Suci: Percobaan, Ketekunan dalam percobaan, Percobaan-Ku, Ketekunan/Kesetiaan bersama Aku.
    1. Kata Yunani”Peirasmos” sering ditemukan dalam Kitab-Kitab Suci.
Arti pertama yaitu, “suatu penyelidikan/pemeriksaan”, “suatu Percobaan”,: suatu usaha untuk menentukan kemampuan/kapasitas seseorang bagaimana caranya seseorang menjadi orang beriman, bertekun dan menjadi kokoh kuat dalam perjuangannya.
     Kitab Suci menambahkan dua arti kepada arti original dari Peirasmos yaitu: a) Godaan (Temptation) , yang adalah suatu hasutan/dorongan/perangsangan untuk berbuat dosa oleh suatu kekuatan yang membahayakan, atau atas suatu keadaan, oleh bahaya kecenderungan-kecenderungan yang timbul dari kejahatan di dunia. Kata yang menandakan pengertian yang benar dan tepat  mengenai godaan-godaan, yaitu terjalin erat dengan kehidupan manausia., b) Percobaan atau Pengujian ( Trial or Testing), yang dimaksudkan dan dialami oleh Yesus sendiri dan percobaan itu dapat berasal dari Allah. Yesus sedang menyinggung situasi-situasi  penderitaan/kemalangan(affliction) dan kesukaran/kesusahan(Trouble) yang sudah sering dan akan kita temui dalam hidup dan karya perutusan kita masing-masing. Hal ini tersusun, dalam bagian, perjalanan sabda itu dalam diri kita, sisipan/penempatannya dalam dunia hati manusia. Dalam perumpamaan tentang Penabur kita membaca, tentang benih-benih yang jatuh di atas tanah yang berbatu:” Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad” (Lk.8:13).
     Jadi ketika Sabda memasuki hati manusia, ia menjadi sasaran bagi percobaan. Matheus penginjil menceriterakan kepada kita bagaimana benih itu diuji:”  Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad” ( Mt.13: 20-21).
     Percobaan, Godaan, Kesukaran atau nama apa saja yang kita pilih untuk menyebutnya, adalah suatu peristiwa biasa dan sering terjadi dalam hidup manusia di dunia dan khususnya hidup orang-orang “Just”, baru saja,/ masih akan, yaitu mereka berjuang untuk semakin beriman kepada Allah, dan mencari/meminta/melamar untuk berjalan dalam panggilan dan perutusan seorang penabur di era globalisasi yang penuh pencobaan dan godaan menarik lainnya.

2 komentar:

habibvaill mengatakan...

Titanium Rod in Leg - Titanium Art
TITONIC DOLB TITANIC DOLB TIONAL TIONAL TIONAL TIONAL titanium ring TIONAL TIONAL titanium flashlight TIONAL TIONAL nano titanium by babyliss pro TIONAL TIONAL babyliss nano titanium flat iron TIONAL TIONAL TIONAL TIONAL titanium symbol TIONAL TIONAL TIONAL TIONAL TIONAL TIONAL.

phaytha mengatakan...

z027c4wvfux692 sex toys,male sex doll,sex chair,sex toys,vibrators,love dolls,dildos,male masturbator,sex chair x753g0tpguk811

Posting Komentar